Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng menilai kekalahan telak tim sepak bola Indonesia akibat pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak beres.
“Inilah hasilnya kalau pengurus ribut terus,” kata Menpora, Jakarta, Kamis (1/3/2012).
Setelah Nurdin Halid, PSSI dipimpin oleh Djohar Arifin. Bukannya makin kompak dan baik malah sebaliknya. PSSI masih saja dilanda perpecahan.
Beberapa anggota pengurus protes dengan keputusan Djohar yang tidak mengakui Indonesia Super League (ISL), kompetisi sepak bola yang sudah ada sejak Nurdin Halid berkuasa.
Djohar mengakui Indonesia Premier League (IPL), kompetisi sepak bola tandingan ketika PSSI dipegang oleh Nurdin Halid. Karena hanya IPL yang dianggap sah, pemain tim nasional diambil dari IPL. Sebelumnya, pemain timnas dipilih dari ISL.
IPL boleh dibilang kompetisi sepak bola ‘dadakan’. Peraturannya tidak seperti di ISL.
Di IPL, klub-klub yang tergabung tidak melalui tahapan. Tidak ada divisi pertama atau kedua sebelum memasuki divisi utama. Sedangkan di ISL, setiap klub harus berjuang dari bawah alias dari divisi paling bawah untuk bisa masuk ke divisi utama.
“Dengan adanya dualisme kompetisi maka timnas yang dibentuk tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. Sebagian pemain terbaik yang bermain di kompetisi lain tidak diikutsertakan,” kata Menpora.
Sebagaimana diberitakan, Indonesia kalah 0-10 dari Bahrain dalam Pra Piala Dunia di National Staidum Manama, Bahrain, tadi malam.
Kekalahan ini merupakan rekor sepanjang sejarah. Pada 3 September 1974, Indonesia kalah 0-9 dari Denmark di Kopenhagen.

Penulis : Koler Saputra

Mohon Komentar di form dibawah ini, karena komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan blog saya
Jika ada Pertanyaan atau kritik dan saran : dapat dikirim ke E-mail/Fb : alex_jombang@yahoo.com or sms ke : 087754283779